Berita Hawzah– Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad dalam Sahifah Sajjadiyyah, memohon kepada Allah Swt dengan ungkapan sebagai berikut:
¹{وَاهْدِنِی لِلَّتِی هِیَ أَقْوَمُ وَ اسْتَعْمِلْنِی بِمَا هُوَ أَسْلَمُ}
"Bimbinglah aku kepada jalan yang paling benar dan pekerjakanlah aku pada segala sesuatu yang paling aman."
Penjelasan:
Untuk memahami penggalan doa dari Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad 'alaihissalam dalam Sahifah Sajjadiyyah, kita bisa merujuk pada ayat suci Al-Qur'an ini:
²{أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَیْکُمْ یَا بَنِی آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّیْطَانَ إِنَّهُ لَکُمْ عَدُوٌّ مُّبِینٌ وَأَنِ اعْبُدُونِی هَـٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِیمٌ}
"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu""
Berdasarkan firman Ilahi ini, manusia tidak akan keluar dari dua keadaan: ia adalah hamba Allah, atau hamba setan. Kenyataannya, manusia sepanjang hidupnya selalu berhadapan dengan dua barisan: Barisan Allah Swt dan Barisan Setan. Ketaatan kepada salah satu di antara keduanya berarti peribadatan dan penyembahan kepadanya; karena Imam Ja'far As-Shadiq 'alaihissalam dalam sebuah riwayat telah menafsirkan "ketaatan" sebagai "peribadatan (menyembah)". Beliau bersabda:
³{مَنْ أَطَاعَ رَجُلاً فِی مَعْصِیَةٍ فَقَدْ عَبَدَهُ}
"Barangsiapa yang menaati seseorang dalam kemaksiatan (kepada Allah Swt), maka sungguh ia telah menyembahnya."
Karena alasan inilah, Imam Ali Zainal Abidin As-Sajjad 'alaihissalam mengajarkan kita untuk memohon kepada Allah Swt supaya Dia (Allah) sendiri yang mengambil alih bimbingan atas urusan-urusan kita. Ketika kita ingin bergerak, Dia akan membimbing kita menuju jalan yang terbaik dan paling kokoh (mutqin), dan ketika kita ingin beramal, Dia akan mengarahkan kita kepada amal perbuatan yang paling benar. Sebab, jika kita tidak bergerak di jalur ketaatan dan kehendak Ilahi, niscaya kita akan berada di pihak setan, serta akan menjalankan perintah-perintah setan. Artinya, meskipun kita mungkin menyebut diri kita bebas dan kita juga mengklaim telah terbebas dari berbagai kewajiban dan larangan agama atau aturan orang lain, namun secara tidak sadar dan pada kenyataannya, kita telah menjadi hamba dan pengikut setan yang taat. Dan disitulah setan yang akan menyeret kita ke mana pun yang ia kehendaki.
Kesimpulannya, Setiap orang harus mengevaluasi jalan dan perbuatannya sendiri. Karena manusia harus tahu dibarisan siapa kita sebenarnya berdiri. Apakah setiap langkah dan aktivitas kita sejalan dengan kehendak Sang Pencipta Yang Maha Tunggal—atau justru tanpa sadar kita sedang bergerak dan berdiri dalam barisan setan yang menyesatkan?....
Catatan Kaki:
1. Shahifah Sajjadiyah, Doa ke-14.
2. Surah Yasin, Ayat 60.
3. Ushul al-Kafi, jilid 2, halaman 39.
Your Comment